Sabtu, 29 Agustus 2015

Bahagia dalam kesendirian, Bisakah?

Bahagia.
Kata yang umum dan lumrah kita dengar yang menjadi tujuan semua orang. Kita hidup di dunia adalah untuk mencari kebahagiaan, entah itu kebahagia9an di dunia atau kebahagiaan di akhirat atau kebahagiaan dunia akhirat.
Seorang karyawan bekerja untuk mendapatkan uang untuk bisa membahagiakan diri dan keluarganya, pelajar belajar rajin untuk kebahagiaan nya di masa depan.
Pada hakikatnya memang kebahagiaan lah yang kita cari.
Kaya atau miskin, tinggal di kota atau di pedesaan, berpendidikan atau tidak, tua atau muda, lelaki perempuan ataupun waria semua menginginkan kebahagiaan dan berhak untuk bahagia.
Meskipun hak tersebut tidak dinyatakan dalam Bab XA Undang-undang Dasar 1945 tentang Hak Asasi Manusia, tapi hak untuk bahagia adalah Hak Dasar kita sebagai Manusia (hehee, gak nyambung)
Bagaimana cara bahagia? Banyak yang menyatakan bahagia itu sederhana. Ada yang bilang dengan selalu tersenyum dan bersyukur akan bahagia. Dengan selalu memberi kepada sesama akan bahagia. Dengan melakukan hal-hal konyol dengan orang-orang terdekat akan merasa bahagia.  Banyak lagi contoh lainnya.
Yaa.. contoh-contoh di atas adalah beberapa cara untuk bahagia.
Tapi dari kesemua pendapat tentang cara bahagia. Saya dapat tarik satu benang merah "Kita butuh orang lain untuk bahagia".
Saya pernah mendengar kalimat ini "jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah agar bahagia".
memang benar, menurut penelitian senyum mampu mengubah mood seseorang dan membuatnya merasa bahagia.
Tapi kepada siapa kita tersenyum, tentunya pada orang lain, adik, kakak, saudara, orang tua, sahabat, tetangga, dan orang-orang yang ada di sekitar. Berarti kita butuh orang yang akan kita berikan senyum termanis kita. Jangan senyum-senyum sendiri yaa,  apalagi ada yang melihat kita senyum-senyum sendiri, bisa menimbulkan dosa lho. karena ketika orang melihat kita senyum-senyum sendiri akan membuat orang suudzon pada kita, dikira sudah G*L*. Lebih lagi kalau mereka sampai menceritakannya pada orang lain. Udahlah suudzon dan jadi timbul fitnah deh. Nah tuh kan, kita membuat orang berdosa.. hehehee.
next, contoh lainnya bahagia itu adalah ketika kita bersyukur. Bersyukur atas apa yang kita miliki, uang pas-pasan tetap bersyukur,  belum punya rumah dan masih ngontrak sana sini tetap besyukur, karena sebentar lagi bakal jadi kaya,  Kan kontraktor, hehee.. dapat musibah atau sesuatu yang tidak menyenangkan tetap bersyukur.
Bersyukur juga membutuhkan orang lain, kenapa? Kita bisa bersyukur ketika melihat orang lain yang lebih susah dari kita. Rumah cuma ngontrak, lihatlah mereka yang tinggal di kolong jembatan, di jalanan, trotoar bahkan di kuburan. Kita bertubuh kecil mungil dan kurang tinggi, lihatlah mereka yang tidak sempurna anggota badannya. Kita cuma sekolah sampai SLTA, lihatlah mereka yang tidak pernah mengenyam pendidikan. Bahkan ketika berada di posisi terendah sekalipun, miskin, tidak berpendidikan, tubuh tidak sempurna, tinggal di daerah terpencil, tetap harus bersyukur, lihatlah bayi-bayi yang meninggal ketika lahir atau bahkan ketika masih dalam kandungan ibunya yang tidak pernah merasakan indahnya bumi Allah ini. Tapi kita juga tidak boleh berketerusan melihat kebawah. Untuk urusan dunia kita harus melihat kebawah agar selalu bersyukur, sedangkan untuk urusan akhirat kita harus melihat ke atas (orang-orang yang lebih taat) agar termotivasi menjadi orang yang lebih taat. Jadi intinya kita butuh orang lain untuk bersyukur dan merasakan kebahagiaan.
pendapat lain lagi "bahagia adalah ketika memberi".
Yap, betul sekali. ada rasa yang indah yang kita rasakan ketika kita bisa mampu memberi pada orang lain. Baik itu pemberian berupa materil maupun immateril. Pemberian berupa uang, harta benda, nasehat, ilmu, tenaga, pikiran dan do'a. Termasuk juga mencintai dan menyayangi. Orang bilang jatuh cinta itu bahagia. Yaa memang benar, karena cinta juga pemberian. Kita akan merasa bahagia karena cinta, ketika kita bisa memberi, memberi perhatian, kepedulian, kasih sayang. Begitu juga dengan pemberian lainnya, ada perasaan yang indah yang akan kita rasakan ketika kita memberi. Namanya saja memberi, tentunya ada pemberi dan ada yang diberi. Kita sebagai pemberi dan ada orang lain sebagai yang diberi/penerima. Waktu kecil kita diajarkan untuk mengucapkan terima kasih kepada orang yang memberi pada kita. Terima kasih terdiri dari 2 kata "terima" dan "kasih", kita terima dan kita kasih. Kasih berarti beri atau memberi. Pada siapa kita kasih/beri, ya tentunya pada orang lain. yap, kita butuh orang lain untuk itu.
Banyak contoh lainnya tentang menciptakan kebahagiaan yang intinya selalu melibatkan orang lain. Kita butuh orang lain untuk bahagia.
Jadi siapapun yang merasa hidupnya tidak bahagia, keluarlah, lihat sekitar temui orang-orang disekitarmu, tersenyumlah pada mereka, berinteraksilah dengan mereka. Lihatlah orang-orang lain yang lebih susah dari hidupmu sekarang, agar kamu bersyukur. Berikan apa yang kamu punya dan berbagilah, baik itu harta, ilmu, skill, nasehat, tenaga dan bahkan ketika kamu tidak bisa memberikan apa-apa, do'akanlah mereka. Mendo'akan orang lain juga termasuk pemberian.
Selamat berbahagia :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar